Sabtu, 20 Februari 2010

TUMBUHAN HUTAN BERKHASIAT

Diawal Februari lalu saya bersama 3 orang teman berkesempatan untuk berkeliling di ujung pulau Kalimantan, untuk suatu tugas, tepatnya kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur. Untuk mencapai lokasi tersebut kita harus naik speedboat kira-kira 3 jam baru kemudian dilanjutkan dengan mobil mengitari perbatasan Indonesia - Malaysia kira-kira 2 jam. Selama kurang lebih seminggu disana kami diperkenalkan oleh Pak Ginting, orang karo dari sumatera utara yang kebetulan bertugas disana, sebuah pohon atau mungkin lebih tepat disebut tumbuhan hutan yang cukup unik. Menurut beliau tumbuhan ini hidup di pohon-pohan besar yang sudah mati dan lapuk, tapi kadang-kadang bisa juga dijumpai di tanah jika kebetulan pohan mati yang menjadi tempat tumbuhnya tersebut tumbang atau ditumbang ketika membuka lahan.

Keunikan tumbuhan ini terutama terletak pada daunnya yang terdiri dari dua macam, satu berbentuk agak memanjang dengan lebar 3-5 cm , sedangkan daun satu lagi berbentuk agak bulat dengan diameter 3-5 cm.

BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PENILAIAN

Banyak jalan menuju Roma. Demikian pula dalam melakukan penilaian terhadap suatu saham, banyak cara yang bisa dilakukan, cara mana yang paling bisa diandalkan tergantung tingkat akurasi data dan asumsi-asumsi yang digunakan. Secara garis besar ada 3 pendekatan yang paling banyak digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu pendekatan pasar, pendekatan aktiva dan pendekatan pendapatan.

Pendekatan Pasar

Pendekatan pasar adalah pendekatan dimana nilai saham dengan cara membandingkan data-data perusahaan yang dinilai dengan data-data yang ada di pasar, dalam hal ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa. Oleh karena itu disebut juga sebagai "metode perbandingan perusahaan terbuka (guideline publicly traded company method)". Pelaksanaan metode ini biasanya dilakukan dengan membandingkan ratio-ratio keuangan seperti; P/E (price / earnings), P/S (price / sales), P/BV (price / book value), MVIC/BVIC (market value invested capital / book value invested capital), MVIC/S (market value invested capital / sales), dan lain-lain. Satu hal yang perlu diketahui bahwa antara perusahaan yang dinilai dengan perusahaan pembanding harus sejenis, data-data yang digunakan harus disesuaikan agar metode pencatatan dan penyajiannya sama. Misalnya laba (earnings), laba yang kita gunakan adalah laba normal setelah pajak, maka penghasilan maupun beban diluar operasi normal harus (misalnya laba/rugi penjualan aktiva tetap) harus dikeluarkan, baik perusahaan yang dinilai maupun perusahaan pembanding. Selain itu jumlah perusahaan pembanding yang digunakan biasanya 3  perusahaan atau lebih.

Selasa, 29 Desember 2009

PENGARUH NILAI WAJAR 3

BAB IV
HASIL PENELITIAN


1. Data Penelitian

Data sampel penelitian adalah seratus perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta pada tahun 2002-2004, yang ditetapkan berdasarkan jumlah aset dengan mengambil perusahaan terbesar dan terkecil untuk tiap-tiap sektor industri seperti telah diuraikan sebelumnya.


2. Statistik Deskriptif

Seperti telah disebutkan sebelumnya sampel yang digunakan sebanyak 100 perusahaan selama 3 tahun ( 2002, 2003 dan 2004) atau seluruhnya menjadi 300 data sampel. Data dikalkulasi menggunakan Microsoft Excel kemudian diolah secara statistik menggunakan SPSS 13 for Window. Berikut ini adalah data yang menggambarkan mean dan standar deviasi dari data nilai wajar dan harga saham perusahaan yang menjadi sampel penelitian.

Sabtu, 26 Desember 2009

MENILAI SAHAM

Menilai saham adalah pekerjaan memperkirakan nilai dari suatu saham, misalkan saham PT Telkom. Mungkin timbul pertanyaan kenapa harus dinilai?, bukankah pada waktu didirikan tiap-tiap saham sudah ada nilainya?. Betul sekali, tapi nilai tersebut adalah nilai nominal, nilai awal ketika perusahaan didirikan atau ketika saham diterbitkan. Setelah itu perusahaan akan beroperasi, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan, keuntungan ini sebagian mungkin dibagikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi mungkin digunakan untuk menambah modal agar perusahaan lebih berkembang. Dengan adanya keuntungan yang tidak dibagikan  dan semakin besarnya perusahaan, maka prospek keuntungan dimasa depan akan lebih besar lagi sehingga nilai saham menjadi naik.

Minggu, 06 Desember 2009

PENGARUH NILAI WAJAR 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.Teknik Penelitian

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi (regression analysis), yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dan besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Variabel independen dalam hal ini adalah nilai wajar ekuitas per saham, sedangkan variabel dependen adalah harga saham (closing price) setelah tanggal laporan keuangan, yaitu Januari tahun berikutnya.

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004) bentuk umum fungsi regresi linier dinyatakan dengan persamaan Y = a + b1X1 + b2X2 ...... bnXn. Dalam penelitian ini fungsi regresi tersebut adalah :

               Y = a + bX

Sabtu, 28 November 2009

PENGARUH NILAI WAJAR 1

Judul asli tulisan ini “Pengaruh Nilai Wajar Ekuitas Terhadap Harga Saham Perusahaan di Bursa Efek Jakarta”, diajukan sebagai Tesis pada Program Pasca Sarjana, Magister Akuntansi STIE Swadaya Jakarta)

Oleh:
Marsen Keliat



ABSTRAK



Tulisan ini menganalisis pengaruh nilai wajar ekuitas terhadap harga saham perusahaan. Analisis dilakukan terhadap sampel sebanyak 100 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi, yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dan besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya.

Variabel independen yang digunakan adalah 9 model nilai wajar yang diperoleh berdasarkan tiga metode, yaitu direct capitalization, excess earnings dan economic value added, dan tiga tolok ukur, yaitu laba akuntansi, laba ekonomi dan arus kas. Sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah harga saham penutupan (closing price) rata-rata pada bulan Januari tahun berikutnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai wajar yang dianalisis berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan. Sedangkan variabel yang paling berpengaruh adalah nilai wajar berdasarkan metode excess earnings dengan tolok ukur laba ekonomi. Temuan ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya, diantaranya Miller dan Modigliani (1961) yang menyatakan bahwa sumber yang paling mendasar atas saham adalah laba.

Temuan lainnya adalah bahwa metode yang berbeda ternyata menghasilkan besaran pengaruh yang berbeda. Jika menggunakan metode direct capitalization tolok ukur laba akuntansi berpengaruh lebih nyata dibanding laba ekonomi akan tetapi jika menggunakan metode excess earnings atau economic value added tolok ukur laba ekonomi berpengaruh lebih nyata dibanding laba akuntansi atau arus kas.