Minggu, 06 Desember 2009

PENGARUH NILAI WAJAR 2

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1.Teknik Penelitian

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi (regression analysis), yang bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh dan besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependennya. Variabel independen dalam hal ini adalah nilai wajar ekuitas per saham, sedangkan variabel dependen adalah harga saham (closing price) setelah tanggal laporan keuangan, yaitu Januari tahun berikutnya.

Menurut Suharyadi dan Purwanto (2004) bentuk umum fungsi regresi linier dinyatakan dengan persamaan Y = a + b1X1 + b2X2 ...... bnXn. Dalam penelitian ini fungsi regresi tersebut adalah :

               Y = a + bX


Dimana : Y = Harga saham (Closing Price)
               a = Intercept
               b = Koefisient regresi
              X = Nilai wajar ekuitas per saham (Nwps)

 
2. Sumber Data dan Penetapan Sampel
 
Jenis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data penelitian ini diambil dari data Indonesian Capital Market Directory yang diperoleh dari Bursa Efek Jakarta serta rata-rata harga saham bulanan yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Jakarta. Sampel ditetapkan sebanyak 100 perusahaan, dipilih berdasarkan jumlah aset dengan mengambil sampel sebanyak 5 perusahaan terbesar dan 5 perusahaan terkecil untuk tiap-tiap sektor industri, dengan ketentuan :


(1) Perusahaan masih tercatat di Bursa Efek Jakarta sampai dengan Januari 2005, perusahaan yang pernah dicatat tapi telah delisting tidak diikutkan dalam penelitian.

(2) Perusahaan internet tidak diikutkan dalam penelitian, karena dikhawatirkan terjadi bias hasil penelitian yang disebabkan adanya euphoria investor terhadap perusahaan internet.

(3) Perusahaan keuangan dan lembaga keuangan tidak diikutkan dalam penelititian, karena perusahaan keuangan dan lembaga keuangan umumnya mempunyai struktur keuangan yang sangat berbeda dengan perusahaan lain, persentase hutang sangat besar.

(4) Perusahaan underwriter tidak diikutkan dalam penelitian, karena perusahaan underwriter dianggap memiliki informasi lebih dibanding yang lainnya sehingga ada kemungkinan terjadi asymetris informasi.

(5) Jika jumlah sampel belum terpenuhi diambil secara proporsional dari sektor industri yang masih tersisa, hingga mencapai jumlah sampel sebanyak 100 perusahaan.

Periode objek yang diteliti adalah selama 3 tahun. Data laporan keuangan yang digunakan adalah data laporan keuangan yang dipublikasikan untuk periode yang berakhir pada bulan Desember 2002 sampai dengan Desember 2004, sedangkan data harga saham yang dipergunakan adalah harga saham rata-rata selama bulan Januari 2003 dan 2004 dan 2005.


3. Tahapan Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut :

(1) Melakukan seleksi (sort) terhadap seluruh perusahaan publik yang tercatat di Bursa Efek Jakarta berdasarkan urutan nilai aset dan jenis industri, dengan mengeluarkan perusahaan-perusahaan yang termasuk kelompok perusahaan keuangan dan lembanga keuangan, perusahaan underwriter serta perusahaan internet.

(2) Menetapkan perusahaan sampel.

(3) Menganalisis data laporan keuangan perusahaan sampel.

(4) Melakukan perhitungan guna memperoleh hasil pengukuran berupa nilai wajar berdasarkan laba akuntansi, laba ekonomi dan arus kas menggunakan metode direct capitalization, excess earnings dan economic value added.

(5) Menetapkan harga saham masing-masing perusahaan.

(6) Melakukan regresi linier untuk melihat pengaruh dan keeratan hubungan masing-masing varibel independen terhadap variabel dependen.

(7) Membandingkan pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

(8) Membahas dan menyimpulkan hasil penelitian.



4. Pengukuran Variabel

Variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel dependen
Harga saham (closing price) periode setelah laporan keuangan (Januari).

b. Variabel independen
Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai wajar ekuitas per saham (Nwps). Nwps diperoleh dengan membagi total nilai wajar ekuitas dengan jumlah saham beredar, sedangkan total nilai wajar diperoleh berdasarkan metode direct capitalization, excess earning dan economic value added dengan tolok ukur laba akuntansi, laba ekonomi dan arus kas, yaitu sebagai berikut :

b.1. Direct Capitalization
Penerapan metode direct capitalization dilakukan dengan mengaplikasikan persamaan (3), tingkat kapitalisasi yang digunakan adalah biaya modal rata-rata tertimbang sedangkan tolok ukur yang digunakan terdiri dari laba akuntansi, laba ekonomi dan arus kas, sehingga menjadi sebagai berikut :


                                                  AE
(1) Laba Akuntansi :  V = ----------------
                                              WACC


                                                  EE
(2) Laba Ekonomi :  V =  -----------------  - IBD
                                              WACC

                                        
                                           CF
(3) Arus Kas :  V =  --------------------  - IBD
                                        WACC




dimana : V        = Nilai wajar ekuitas.
             AE      = Laba akuntansi.
             EE      = Laba ekonomi.
            CF       = Arus kas.
            IBD      = Hutang berbunga.
            WACC = Biaya modal rata-rata tertimbang.


b.2. Excess Earnings


Penerapan metode excess earnings dilakukan dengan mengaplikasikan persamaan (5), biaya modal yang digunakan adalah biaya modal rata-rata tetimbang dengan tolok ukur laba akuntansi, laba akuntasi dan arus kas, sehingga menjadi sebagai berikut :


(1) Laba Akuntansi :
 




(2) Laba Ekonomi :




(3) Arus Kas :




dimana : V       = Nilai wajar ekuitas.
             NTA  = Aktiva berwujud bersih.
             AE     = Laba akuntansi.
             EE     = Laba ekonomi.
            CF      = Arus kas.
            IBD    = Hutang berbunga.
            kNIA  = Tingkat pengembalian aktiva tidak berwujud.



b.3. Economic Value Added

Penerapan metode economic value added dilakukan dengan mengaplikasikan persamaan (6), biaya modal yang digunakan adalah biaya modal rata-rata tertimbang dengan tolok ukur laba akuntansi, laba akuntasi dan arus kas, sehingga menjadi sebagai berikut :


(1) Laba Akuntansi : V = IC + {[AE - (IC * WACC)] + g}

(2) Laba Ekonomi  : V = IC + {[EE - (IC * WACC)] + g} - IBD

(3) Arus Kas          : V = IC + {[CF (IC * WACC)] + g} - IBD

dimana :       = Nilai wajar ekuitas.
             IC      = Modal diinvestasikan.
             AE     = Laba akuntansi.
             EE     = Laba ekonomi.
            CF      = Arus kas.
                    = Peningkatan
            IBD    = Hutang berbunga.

Menurut Ruky (1999) risiko atas aktiva tidak berwujud lebih besar dibanding aktiva berwujud karena itu tingkat kapitalisasinya harus lebih besar dari tingkat kapitalisasi aktiva berwujud. Menurut Shanon Pratt sebagaimana dikutip Ruky (1999) investor pada umumnya tidak bersedia membayar lebih dari lima kali excess earning. Oleh karena itu tingkat kapitalisasi yang umumnya digunakan berkisar 25%. WACC merupakan tingkat biaya modal rata-rata tertimbang berdasarkan proporsi sumber dana. Penggunaan WACC ini karena bentuk pembiayaan berbeda akan membawa risiko yang berbeda bagi investor (Young dan O’Bryne, 2001). WACC dihitung dengan menggunakan persamaan (7).

Cost of Debt dipergunakan tingkat suku bunga kredit investasi rata-rata 5 tahun terakhir yang dipublikasikan Bank Indonesia, sedangkan cost of equity dihitung berdasarkan formula CAPM sebagaimana persamaan (8). Tingkat pengembalian bebas risiko dipergunakan tingkat suku bunga rata-rata obligasi pemerintah atau SBI 3 bulan, sedangkan tingkat pengembalian pasar seharusnya merupakan tingkat pengembalian rata-rata saham di pasar modal namun disebabkan kondisi pasar modal Indonesia yang belum stabil maka digunakan tingkat suku bunga SBI ditambah spread rata-rata terhadap suku bunga pinjaman. Beta sistematic risk dalam penelitian ini dipergunakan beta asset rata-rata industri hasil penelitian Harvey (1995) kemudian disesuaikan dengan tingkat financial leverage-nya berdasarkan persamaan (12).



5. Teknik Analisis


Analisis dilakukan menggunakan analisis regresi linier sederhana (hanya ada satu variabel independen). Penggunaan regresi linier sederhana, bukan regresi berganda, ini karena semua variabel yang digunakan berasal dari unsur yang sama, yaitu nilai wajar.

Analisis diawali dengan menetapkan besaran masing-masing variabel dependen dan variabel independen, kemudian dilanjutkan dengan pengujian guna mengetahui apakah data yang digunakan telah memenuhi ketentuan model regresi, yang meliputi uji reliabilitas dan normalitas, kemudian dilanjutkan dengan meregresi variabel dependen dengan variabel independen, yaitu :



a. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas bertujuan untuk mengukur apakah instrumen, baik variabel independen maupun dependen yang digunakan mempunyai tingkat reliabilitas yang baik, jika tidak perlu dilakukan perbaikan dengan membuang beberapa sampel. Ukuran bahwa instrumen yang digunakan adalah reliabel apabila nilai Cronbach Alpha > 0,6. (Trihendradi, 2005).



b. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk memastikan bahwa variabel yang digunakan mendekati distribusi normal, yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi (sig.) dari Kolmogorov-Smirnov statistik > 0,05 (Suharyadi dan Purwanto, 2004).



c. Uji Hipotesis

Ada 9 model regresi yang dihasilkan dan dianalisis, yang bertujuan menguji apakah ada pengaruh yang signifikan diantara variabel independen yang digunakan dengan harga saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Pengujiannya adalah jika nilai signifikansi (sig.) dari F statistik > 0,05 maka Ho diterima, artinya pengaruh variabel independen tidak signifikan terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta. Sebaliknya jika nilai signifikansi (sig.) dari F statistik < 0,05 maka Ho ditolak, artinya pengaruh variabel independen signifikan terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta.

Untuk melihat tolok ukur dan metode mana yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta, dilihat berdasarkan besaran koefisien regresinya. Model yang memiliki koefisien regresi paling besar merupakan model yang paling berpengaruh terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta.



d. Uji Statistik

Berdasarkan uji hipotesis diatas telah dapat diidentifikasi bagaimana pengaruh variabel independen yang diteliti terhadap harga saham perusahaan di Bursa Efek Jakarta, akan tetapi apakah model-model tersebut berpengaruh signifikan secara statistik dan seberapa besar pengaruhnya perlu dilakukan uji statistik , yaitu sebagai berikut :



d.1. Analysis of Variance

Analisa ini bertujuan untuk menguji linieritas dari model regresi yang dihasilkan. Jika nilai F-hitung < F-tabel maka Ho diterima, artinya model linier yang dihasilkan tidak signifikan secara statistik. Sebaliknya jika F-hitung > F-tabel maka Ho ditolak, artinya model linier yang dihasilkan signifikan secara statistik.



d.2. Uji Koefisien a dan b

Analisa ini untuk menguji signifikansi koefisien a dan b dari model regresi yang dihasilkan. Jika nilai t-hitung < t-tabel maka Ho diterima, artinya koefisien a dan b tidak signifikan secara statistik. Sebaliknya jika nilai t-hitung > t-tabel maka Ho ditolak, artinya koefisien a dan b signifikan secara statistik.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar