Sabtu, 26 Desember 2009

MENILAI SAHAM

Menilai saham adalah pekerjaan memperkirakan nilai dari suatu saham, misalkan saham PT Telkom. Mungkin timbul pertanyaan kenapa harus dinilai?, bukankah pada waktu didirikan tiap-tiap saham sudah ada nilainya?. Betul sekali, tapi nilai tersebut adalah nilai nominal, nilai awal ketika perusahaan didirikan atau ketika saham diterbitkan. Setelah itu perusahaan akan beroperasi, sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan, keuntungan ini sebagian mungkin dibagikan kepada pemegang saham dan sebagian lagi mungkin digunakan untuk menambah modal agar perusahaan lebih berkembang. Dengan adanya keuntungan yang tidak dibagikan  dan semakin besarnya perusahaan, maka prospek keuntungan dimasa depan akan lebih besar lagi sehingga nilai saham menjadi naik.

Prospek masa depan ini merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap nilai suatu saham perusahaan. Di pasar modal misalnya bisa kita jumpai saham yang nilai nominalnya hanya Rp 100 per saham tapi diperdagangkan pada harga Rp 500 per saham. Kenapa demikian?, karena kondisi fundamental perusahaan tersebut sangat baik, sehingga diperkirakan laba perusahaan akan naik akan memberikan keuntungan yang cukup besar bagi pemegang saham.

Metode yang paling sederhana dalam memperkirakan nilai saham suatu perusahaan adalah menggunakan P/E (price/earnings) ratio. Misalkan diketahui bahwa laba per saham (jumlah per tahun dibagi jumlah saham beredar) PT XYZ sebesar Rp 50. Kemudian diketahui pula bahwa rata-rata P/E industri sejenis adalah 10x maka nilai saham PT XYZ dapat diperkirakan berkisar 10 x Rp 50 = Rp 500.

Dalam praktek selain P/E biasanya digunakan beberapa tolok ukur lain, misalnya nilai buku ekuitas, modal yang diinvestasikan, penjualan dan lain-lain, agar perkiraan nilai yang dihasilkan lebih akurat.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar