Sabtu, 20 Februari 2010

BEBERAPA PENDEKATAN DALAM PENILAIAN

Banyak jalan menuju Roma. Demikian pula dalam melakukan penilaian terhadap suatu saham, banyak cara yang bisa dilakukan, cara mana yang paling bisa diandalkan tergantung tingkat akurasi data dan asumsi-asumsi yang digunakan. Secara garis besar ada 3 pendekatan yang paling banyak digunakan dalam melakukan penilaian saham, yaitu pendekatan pasar, pendekatan aktiva dan pendekatan pendapatan.

Pendekatan Pasar

Pendekatan pasar adalah pendekatan dimana nilai saham dengan cara membandingkan data-data perusahaan yang dinilai dengan data-data yang ada di pasar, dalam hal ini adalah perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa. Oleh karena itu disebut juga sebagai "metode perbandingan perusahaan terbuka (guideline publicly traded company method)". Pelaksanaan metode ini biasanya dilakukan dengan membandingkan ratio-ratio keuangan seperti; P/E (price / earnings), P/S (price / sales), P/BV (price / book value), MVIC/BVIC (market value invested capital / book value invested capital), MVIC/S (market value invested capital / sales), dan lain-lain. Satu hal yang perlu diketahui bahwa antara perusahaan yang dinilai dengan perusahaan pembanding harus sejenis, data-data yang digunakan harus disesuaikan agar metode pencatatan dan penyajiannya sama. Misalnya laba (earnings), laba yang kita gunakan adalah laba normal setelah pajak, maka penghasilan maupun beban diluar operasi normal harus (misalnya laba/rugi penjualan aktiva tetap) harus dikeluarkan, baik perusahaan yang dinilai maupun perusahaan pembanding. Selain itu jumlah perusahaan pembanding yang digunakan biasanya 3  perusahaan atau lebih.

Pendekatan Aktiva

Pendekatan aktiva adalan pendekatan yang didasarkan atas data-data yang ada di dalam neraca, dengan cara menyesuaikan nilai dari pos-pos aktiva yang ada didalam neraca. Pos kewajiban biasanya tidak disesuaikan karena kewajiban dianggap dalam bagaimanapun tetap harus dibayar sesuai nilai nominal kewajiban tersebut, sedang pos ekuitas akan berubah mengikuti perubahan sisi aktivanya.

Pokok-pokok penyesuaian aktiva adalah sebagai berikut :
- Kas dan setara kas diterima sesuai posisi neraca.
- Piutang disesuaikan berdasarkan tingkat kolektibilitasnya, misalnya umur 0-1 bulan diskon 0%, umur >1-2 bulan diskon 10%, umur >2-3 bulan diskon 20% dan seterusnya.
- Persediaan disesuaikan berdasarkan kemampuan menjual dan besaran diskon jika dilakukan penjualan secara tunai.
- Surat berharga disesuaikan berdasarkan kurs surat berharga yang bersangkutan pada tanggal penilaian (diambil dari data bursa efek)
- Aktiva lancar lainnya biasanya disesuaikan dengan diskon 10-30%.
- Aktiva tetap disesuaikan dengan mengaplikasikan penilaian properti. Biasanya penilai properti berbeda dengan penilai properti, dalam menyesuaikan nilai aktiva tetap penilai bisnis menggunakan hasil pekerjaan penilai properti.
Selain aktiva lancar dan aktiva tetap ada satu lagi yang perlu disesuaikan yaitu aktiva tidak berwujud. Perusahaan-perusahaan yang sudah berdiri cukup lama, terutama peruashaan-perusahaan besar biasanya memilki aktiva yang disebut sebagai aktiva tidak berwujud, seperti merek, lisensi, hak patent, tenaga kerja berpengalaman dan lain-lain.
Setelah pos-pos aktiva maka jumlah aktiva dan pasiva neraca  menjadi tidak sama, supaya sama maka pos ekuitas disesuaikan sebesar perubahan pada aktiva sehingga diperolehkan saldo akhir akuitas yang merupakan gambaran dari dari nilai pasar wajar saham.

Pendekatan Pendapatan

Pendekatan ini umumnya cukup rumit tapi paling banyak digunakan, karena pendekatan ini diyakini lebih mampu dalam dalam merepresentasikan kondisi perusahaan sekarang maupun prospek ke depannya. Pendekatan ini memerlukan keahlian yang tinggi dalam menganalisa laporan keuangan, dan diperlukan kehati-hatian dalam menentukan asumsi-asumsi yang digunakan, karena perubahan asumsi sedikit saja bisa merubah hasil penilaian secara signifikan. Ada beberapa metode penilaian yang dapat digunakan, tapi yang paling umum digunakan adalah metode diskonto arus kas (discounted cash flow). Pokok-pokok penilaian dengan metode ini adalah :
- Menganalisis laporan keuangan 5 tahun terakhir, tujuannya supaya kita memahami kondisi finansial peruahaan.
- Melakukan wawancara dengan petugas terkait, terutama jika kita temukan hal-hal yang aneh atau tidak lazim dijumpai dalam sebuah laporan keuangan agar bisa dilakukan penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan.
- Aktiva-aktiva yang tidak berperan dalam operasional perusahaan perlu dikurangkan dulu, nantinya ditambahkan kembali ke hasil cash flow yang sudah didiskontokan. Misal perusahaan bergerak dibidang industri, tapi dia juga punya aset berupa tanah di tempat lain dan tidak digunakan dalam aktivitas operasi, maka aktiva seperti ini perlu dikeluarkan dari neraca.
- Membuat proyeksi keuangan ke depan, antara lain proyeksi laba rugi, proyeksi perubahan modal kerja, proyeksi penyusutan dan perubahan aktiva tetap, bertujuan untuk memproyeksikan jumlah capital expenditure yang diperlukan untuk mempertahankan operasinal.
- Menentukan tingkat diskonto yang digunakan, biasanya didasarkan atas biaya modal rata-rata (wacc, weighted evarege cost capital) antara biaya modal sendiri dan biaya modal pinjaman. Persentasenya diambil berdasarkan struktur modal perusahaan, misalnya 70/30. Struktur modal ini didasarkan atas struktur modal yang diinvestasikan (invested capital). Invested Capital ini umumnya terdiri dari nilai ekuitas setelah penilaian ditambah pinjaman jangka panjanf berbunga (interest bearing debt).
Setelah berbagai hal tersebut dipersiapkan, kita sudah dapat membuat proyeksi arus kas yang didiskontokan dengan tingkat diskonto yang sudah ditetapkan tersebut.

1 komentar: